{"id":909,"date":"2018-07-10T04:04:25","date_gmt":"2018-07-09T20:04:25","guid":{"rendered":"https:\/\/financer.com\/id\/?page_id=909"},"modified":"2024-03-30T23:06:10","modified_gmt":"2024-03-30T15:06:10","slug":"amortisasi","status":"publish","type":"wiki","link":"https:\/\/financer.com\/id\/wiki\/amortisasi\/","title":{"rendered":"Amortisasi"},"content":{"rendered":"\n

Apa Itu Amortisasi?<\/h2>\n\n\n\n

Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh), Amortisasi adalah konsep alokasi harga perolehan terhadap aset tidak berwujud dan harga perolehan dari aset sumber alam. <\/p>\n\n\n\n

Oleh sebab itu, dalam UU PPh pengertian amortisasi juga mencakup pengertian depresiasi atau penyusutan aset seperti yang dikenal dalam dunia keuangan.<\/p>\n\n\n\n

Dikutip dari Investopedia<\/a>, Amortisasi adalah pembayaran utang yang mana angsurannya untuk melunasi pokok kredit dan sisanya untuk pembayaran bunga yang dilakukan secara berkala dalam jumlah tertentu sampai terbayar ketika tanggal jatuh tempo.<\/p>\n\n\n\n

Karena perhitungan depresiasi diberlakukan untuk aset tak berwujud seperti hak guna bangunan, hak pakai, hak usaha dan muhibah (goodwill<\/em>) yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun untuk mendapatkan, memelihara, dan menagih penghasilan. <\/p>\n\n\n\n

Dengan depresiasi, pembayaran terdiri dari pokok pinjaman (principal<\/em>) dan pembayaran bunga (interest<\/em>). Jadi, semakin banyak pokok pinjaman yang Anda bayar, semakin berkurang juga bunga yang harus Anda bayar. <\/p>\n\n\n\n

Pada umumnya, perhitungan ini dapat diberlakukan pada kredit pemilikan rumah<\/a>, kartu kredit<\/a> atau kredit mobil<\/a>.<\/p>\n\n\n\n

Pengelompokan Amortisasi Berdasarkan Masa Manfaat<\/h2>\n\n\n\n

Berdasarkan UU Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2000<\/a> tentang Perubahan Ketiga Atas UU Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, metode dan penilaian amortisasi aset tak berwujud dapat dikelompokkan menurut masa manfaatnya sebagai berikut:<\/p>\n\n\n\n

Tabel Amortisasi<\/h3>\n\n\n\n
Kelompok Aset Tak Berwujud
<\/th>
Masa Manfaat<\/th>Tarif Amortisasi Garis Lurus
<\/th>
Saldo Menurun

<\/th><\/tr><\/thead>
Kelompok 1<\/td>4 Tahun
<\/td>
25%

<\/td>
50%<\/td><\/tr>
Kelompok 2<\/td>8 Tahun
<\/td>
12,5%<\/td>25%<\/td><\/tr>
Kelompok 3<\/td>16 Tahun
<\/td>
6,25%<\/td>12,5%<\/td><\/tr>
Kelompok 4<\/td>20 Tahun<\/td>5%<\/td>10%<\/td><\/tr><\/tbody><\/table><\/figure>\n\n\n\n

Metode Amortisasi Secara Fiskal<\/h2>\n\n\n\n

Pada umumnya, ada 2 jenis metode amortisasi yang diterapkan di bidang keuangan Indonesia, yaitu metode garis lurus dan metode saldo menurun.<\/p>\n\n\n\n

Metode Garis Lurus (Straight Line Method<\/em>)<\/h3>\n\n\n\n

Metode garis lurus adalah jumlah biaya yang dibebankan setiap tahunnya sama, mulai dari tahun perolehan pinjaman hingga tahun akhir masa manfaat.<\/p>\n\n\n\n

Misalnya, Anda membeli lisensi makanan cepat saji (fast-food<\/em>) McDonald\u2019s dengan masa manfaat selama 4 tahun sebesar Rp100.000.000. Berikut cara menghitung amortisasi pertahunnya:<\/p>\n\n\n\n

Cara Menghitung Amortisasi Metode Garis Lurus<\/h4>\n\n\n\n

\u00bc x Rp 100.000.000 = Rp 25.000.000,-<\/p>\n\n\n\n

Dari perhitungan di atas, Anda harus membayar lisensi McDonald sebanyak Rp25.000.000 setiap tahun. Jadi, pada akhir tahun dapat menulis laporan keuangan seperti:<\/p>\n\n\n\n

Beban Amortisasi \u00a0\u00a0\u00a0\u00a0\u00a0 = Rp25.000.000<\/p>\n\n\n\n

Aset Tak Berwujud \u00a0\u00a0\u00a0\u00a0 = Rp25.000.000<\/p>\n\n\n\n

Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method<\/em>)<\/h3>\n\n\n\n

Metode saldo menurun adalah menurunnya jumlah biaya yang dibebankan seiring bertambahnya masa manfaat. <\/p>\n\n\n\n

Nilai sisa pinjaman diberlakukan penyusutan sekaligus pada tahun dimana masa manfaatnya berakhir. <\/p>\n\n\n\n

Jadi, pada tahun perolehan, biaya amortisasi akan lebih besar, kemudian biaya amortisasinya akan semakin kecil pada tahun berikutnya. <\/p>\n\n\n\n

Cara Menghitung Amortisasi Metode Saldo Menurun<\/h4>\n\n\n
  1. Lisensi McDonald\u2019s tahun pertama<\/p>\n

    50% x Rp 100.000.000 = Rp 50.000.000.<\/p>\n<\/li>

  2. Lisensi McDonald\u2019s tahun kedua<\/p>\n

    50% x (Rp 100.000.000 \u2013 Rp 50.000.000) = Rp 25.000.000.<\/p>\n<\/li>

  3. Lisensi McDonald\u2019s tahun ketiga<\/p>\n

    50% x (Rp 50.000.000 \u2013 Rp 25.000.000) = Rp 12.500.000.<\/p>\n<\/li>

  4. Lisensi McDonald\u2019s tahun keempat<\/p>\n

    Karena tahun ke empat adalah akhir masa manfaat lisensi, maka langkah yang harus dilakukan adalah membayar sisa nilai ke dalam akun beban amortisasi.<\/p>\n

    Jadi, sisa nilai yang harus dibukukan sebesar Rp12.500.000<\/p>\n<\/li><\/ol><\/div>\n\n\n

    Aplikasikan Konsep Amortisasi Untuk Manajemen Keuangan Anda<\/h2>\n\n\n\n

    Berhubung KPR, kartu kredit, dan kredit mobil banyak menggunakan perhitungan amortisasi, sehingga penting bagi untuk mengaplikasikan pengetahuan ini untuk mengelola pinjaman.<\/p>\n\n\n\n